4 MAQAM MUSYAHADAH

“ Segala Puji bagi Allah semata yang telah memuliakan Anak cucu Adam (Manusia) dan memilih dari jumlah manusia itu sejumlah Ulama-ulama. Dan Allah memilih pula dari golongan itu mereka yang zahid. Para AhliHikmat dan Para Ahli Karomah.

Allah utamakan dari golongn-glongan tersebut mereka yang Arifin (Ahli Ma’rifat ) kepda Allah, sifat-sifatNya serta asmaNya. Allah rasakan pula buat mereka kelezatan cinta kasih dan Allah tunjukkan pula untuk mereka hakekat segala sesuatu di bumi dan di langit. Solawat dan salam terhadap junjungan kita Muhammad s.a.w penutup segala Nabi-nabi yang Ia ciptakan NUR MUHAMMAD itu dari ZAT-NYA dan Ia ciptakan pula segala sesuatu itu daripada NUR MUHAMMAD itu. Salawat dan salam pula untuk seluruh Sahabat Beliau sebagai Pimpinan Para Auliya. Demikian juga selanjutnya solawat dan salam untuk para Tabi’in dan Tabi’ittabi’in semoga kebaikan selalu buat mereka sampai Hari Pembalasan.”

MENJELASKAN TENTANG HAL-HAL YANG BISA MERUSAKKAN DAN MENGGAGALKAN SESEORANG SAMPAI KEPADA ALLAH S.W.T
Hendaklah anda ketahui, bahwa yang terpenting, anda harus memelihara diri anda agar jangan sampai jatuh ke lembah maksiat, maupun maksiat lahir ataupun batin

Begitu juga hendaknya anda dpat melepaskan diri anada dari hal-hal yang dapt merusakkan perjalanan cita-cita menuju keredaan Allah, atau yang dapat menggagalkan maksud anda kearah yang dimaksud.
Hal-hal yang dapat “merusakkan” perjalanan menuju Allah s.w.t. itu banyak sekali, diantaranya :

a) KASAL
(Malas), malas untuk mengerjakan ibadat kepada Allah s.w.t. padahal sebenarnya anda dapat dan sanggup untuk melakukan ibadat tersebut.
b)
(Bimbang/lemah pendirian), tidak memiliki tekad yang kuat karena terpengaruh oleh kehidupan duniawi.

c) MALAL
(Pembosan), cepat merasa jemu dan bosan untuk melaksanakan ibadah karena merasa terlalu sering dilakukan, padahal tujuan belum juga tercapai.
Timbulnya hal-hl tersebut di atas adalah disebabkan kurang kuatnya rasa keimanan, kurang mantapnya keyakinan, dan banyk terpengaruh oleh hawanafsunya sendiri.
Selanjutnya hala yang mengakibatkan “Gagalnya” untuk mencapai tujuan, antara lain SYIRIK KHOFI (syirik tersembunyi) atau dengan kata lain timbul suatu tanggapan dalam hatinya, bahwa golongannyalah yang paling benar yang paling diterima ibadahnya, golongan lain di luar golongannya itu semua salah dan menyalahkan semua hukum dan akidah yang tidak sesuai dengan golongannya, padahal mereka tidak berpegang pada satu mas’af pun, dan beranggapan bahwa semua amal ibadah yang dia lakukan adalah sepenuhnya dari kemampuannya sendiri, tidak dirasakannya dan diyakininya, bahwa apa yang dilakukannya itu semua, pada Hakekatnya dari pada Allah s.w.t.

Segala sesuatu yang Allah ciptakan ini (Mahkluk) pada dasarnya/hakikatnya adalah seakan-akan alat belaka dari Allah, namun Mahasuci Allah daripada memerlukan alat.
Hal-hal yang tergolong dalam syirik-khofi antara lain adalah sebagai berikut :
RIA’ (Memamerkan)

Sengaja mempertontonkan, menampak-nampakkan ibadah atau amalnya kepada orang lain atau ada suatu maksud tertentu “yang lain daripada Allah” misalnya beramal semata-mata mengharapkan Sorga.

SUM’AH (Memperdengar-dengarkan)
Sengaja menceritakan tentang amal ibadahnya kepada orang lain bahwa dia beramal dengan ihklas karena Allah dengan suatu maksud agar orang lain memberikan pujian dan sanjungan kepadanya.
UJUB (Membanggakan diri)
Rasa Hebat sendiri yang timbul dari dalam hatinya karena banyak amal ibadahnya, tidak dia rasakan bahwa semua itu adalah semata-mata karena karunia dan Rahmat Allah s.w.t.
ﺳﻘﻃ۱ۅله ۅقوڧﻣﻊ۱ﻟﻌﺒﺎدة
( Suqut awwaluhu wuquf ma’al-ibadah)
“Gugur permulaannya karena terhenti pada ibadahnya semata-mata”

HAJBUN (Hijab/Dinding)
Dinding yang dimaksud adalah karena terlena dan kagum atas keindahan amalnya, sehingga tertahan pandangan hatinya (syuhudnya) kepada kekaguman itu semata-mata, atau dengan kata lain, terpengaruh kepada keindahan amal ibadahnya sendiri, tidak dirasakannya bahwa semua itu adalah karunia Allah s.w.t.
Oleh sebab itu, agar anda dapat terlepas dari hal-hal/penyakit tersebut-hal mana dapat membahayakan perjalanan anada,maka tidak ada jalan lain, kecuali memantapkan pandangn batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan, bahwa “segala apapun yang terjadi pada hakekatnya/dasarnya adalah dari Allah s.w.t.”sebagaimana yang akan diuraikan pada bagian berikut ini.

TAUHIDUL AF’AL
(Ke-Esaan perbuatan)
Hendaklah anda ketahui bahwa segala apapun juga yang terjadi didalam alam ini pada hakekatnya adalah AF’AL (Perbuatan ) Allah s.w.t.
Yang terjadi didalam alam ini dapat digolongkan pada 2 (dua) golongan :
a) Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti Iman dan Taat.
b) Jelek pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti KUPUR dan MAKSIAT. Dikatakan ini jelek pada bentuk karena adanya ketentuan hukum/syara yang mengatakan demikian. Dikatakan baik pada pengertian isi (hakekat) karena hal itu adalah suatu ketentuan dan perbuatan dari Allah Yang Maha Baik.

Maka “Kaifiyat” (cara) untuk melakukan pandangan (Syuhud/musyahadah) sebagaimana dimaksudkan di atas ialah :
“Setiap apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah di tanggapi oleh hati, bahwa semua itu adalah AF’AL (perbuatan) dari pada Allah s.w.t.”
Bila ada sementara anggapan tentang ikut sertanya “ yang lain pada Allah” di dalam proses kejadian sesuatu, maka hal tersebut tidak lain hanya dalam pengertianmajazi (bayangan) bukan menurut pengertian hakiki.

Catatan :
Misalnya si A bekerja untuk mencari makan dan/atau memberi makan anak-anaknya. Maka si A tergolong dalam pengertian “yang lain dari pada Allah”dan juga dapat dianggap “ikut serta dalam proses”memberi makan anaknya. Fungsi si A dalam keterlibatannya ini hanya majaz (Bayangan) saja, bukan dalam arti hakiki. Karena menurut pengertian hakiki yang memberi makan dan minum pada hakekatnya ialah Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an S. As-Syu’ara ayat 79.

“DIALAH ALLAH YANG MEMBERI MAKAN DAN MINUM KEPADAKU”
Segala macam “perbuatan” (sikap atau laku) apakah perbuatan diri sendiri ataupun perbuatn yang terjadi diluar dirinya, adalah termasuk dalam 2 macam pengertian. Pengertian Pertama dinamakanMUBASYARAH dan pengertian ke dua dinamakanTAWALLUD. Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.

Contohnya adalah sebagai berikut :
a) Gerakan Pena ditangan seorang penulis, ini dinamakan MUBASYARAH (terpadu) karena adanya“perpaduan” dua kemampuan kodrati yaitu kemampuankodrati gerak tangan dan kemampuan kodrati gerak pena.

b) Gerakan batu yang lepas dari tangan pelempar. Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) karena lahirnya gerakan batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrati gerak tangan.
Namun pada hakekatnya kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud) adalah af’al Allah s.w.t., didasarkan kepada dalil/nas Al Qur’an :
وﷲﺧﻠﻘﻜﻢوﻣﺎﺗﻌﻤﻠﯣن
(Wallahu Kholaqakum wa maa ta’maluun)
Artinya : Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan
Syekh Sulaiman Al Jazuli r.a. menyebutkan dalam syarah/penjelasan Kitab Dala-ilul Khairat bahwa apapun juga yang dilakukan oleh hamba, perkataan, tingkah laku, gerak dan diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu, Qodo dan Qodar/Takdir Allah s.w.t.

Firman Allah di dalam Al Quran :
وﻣﺎرﻣﻴﺖ إذ رﻣﻴﺖ وﻟﻜنﷲ ر
(Wa ma ramaita idz ramaita walaakunnallahu ramaa)
Artinya : Tidaklah Engkau yang melempar (Hai Muhammad) tetapi Allah-lah yang melemparkan ketika Engkau melempar
ﻻﺣول وﻻﻗوۃ١ﻻﺑﺎﷲ١ﻟﻌﻠﻲ١ﻟﻌﻆﻴﻢ
(La haula wa la quwwata illaa Billahil’aliyyil azhiem)
Artinya : Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung
ﻻﺗﺘﺤﺮك ذرۃإﻻﺑﺎءذنﷲ
Hadist Rasulullah s.a.w.
(La Tataharru dzarratun illaa bi idznillaahi)
Artinya : Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.

Penjelasan :
” ﻻ ” Lam lifA
Dalam Ayat dan Hadist Rasullah tersebut diatas terdapat Alif Lam yang dinamakan Alif Lam “Istigraqil Jinsiyah” yang artinya “La” (Tidak) atau (ketidak mampuan) mahluk dalam pengertian yang sebenar-benarnya, bukan pengertian majas yang bisa berubah ataupun diberi pengertian yang berbeda. Alif lam tersebut (Qadim) mutlak adalah hanya Allah yang Maha berkehendak, Maha memberi Gerak, Maha Berkuasa atas apapun, dalam artian, manusia atau mahluk tak dapat melakukan apapun, kecuali atas kehendak Allah atas mahluknya, jadi gerak dan diamnya seluruh mahluk dan alam semesta ini terlebih dahulu telah berada pada ketentuan Qadar/Qadanya Allah, maka sesungguhnya yang di maksud usaha ataupun ihktiar pada mahluk (manusia) tak lain adalah datangnya dari ketentuan Allah juga, bukan atas kehendak mahluk (manusia) nya itu sendiri.
Atas pandangan tersebut (musyahadah) inilah, maka Rasulullah s.a.w. tidak mendoakan kehancuran bagi kaumnya yang telah menyakiti Beliau.
Catatan :
Bermacam macam hinaan, cacian, bahkan siksaan yang dilancarkan oleh golongan Jahiliyah kepada Rasullullah s.a.w. namun beliau balas dengan doa :
۱ﻟﻠﻬﻢ۱ﻫﺪﻗﻮﻣﻲٳﻧﻬﻢﻻﯾﻌﻠﻤﻮن
(Allahummah diiqaumi innahum la ya’lamuun)
Artinya : “Ya Allah, Tunjukilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui”
Apabila anda tetap selalu atas pandangan (Musyahadah) Tauhidul Af’al dengan penuh yakin (Tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya Syirik Khofi sebagaimana tersebut diatas.
Sehingga akhirnya anda dapat menyaksikan dengan jelas bahwa ygang berupa UJUD MAJASI (Ujud bayangan) ini lenyap dan hilang sirna, dengan nyatanya NUR UJUDULLAH yang hakiki.

Apalah artinya cahaya pelita yang dinyalakan disiang hari, dibandingkan dengan cahaya mentari yang cerah memancar.
Apabila secara terus menerus anda melati dengan pandangan/musyahadah demikian sedikit demi sedikit dengan tidak tercampur baur antara pandngan lahir dan pandangan batin, maka sampailah anda pad suatu “Maqom (Tingkatan)” yang dinamakan MAQOM WIHDATUL AF’AL.
Pada tingkatan ini, berarti Fana (lenyap) segala perbuatan mahluk-perbuatana anda sendiri ataupun perbuatan yang lain dari anda – karena “nyatanya” perbuatan Allah Yang Maha Hebat.


*Merawat Jiwa Yang KOSONG*


*Merawat Jiwa Yang KOSONG*
Bagaimana cara untuk mengisi jiwa yang kosong? Ketahuilah setiap penyakit ada penawarnya, Insyaallah. Jiwa yang kosong boleh diubati apabila kita melakukan perkara yang sudah diajar di dalam Islam seperti;

#1- Niat Ikhlas Kerana Allah
*Wahai hamba-hambaKu yang beriman! Sesungguhnya bumiKu adalah luas (untuk kamu bebas beribadat); oleh itu, (di mana sahaja kamu dapat berbuat demikian) maka hendaklah kamu ikhlaskan ibadat kamu kepadaKu.”Surah Al-Ankabut: 56*
Ikhlaskan hati kerana Allah. Dilakukan segala perkerjaan adalah kerana Allah bukan kerana manusia. Dihina, dikutuk, dan diuji tidak merasa kecewa. Jiwa kosong menjelma kerana niat bukan kerana Allah.

2- Perbanyakkan Beristighfar
*Dan Dia lah Tuhan yang menerima taubat dari hamba-hambaNya (yang bertaubat) serta memaafkan kejahatan-kejahatan (yang mereka lakukan); dan Ia mengetahui akan apa yang kamu semua kerjakan.”Surah Ash-Shura: 25*
Daripada Abdullah bin Mas’ud R.A., Nabi S.A.W bersabda;
*“Penyesalan adalah taubat.”Riwayat Ibn Majah*
Beristighfar itu kita memohon keampunan daripada Allah S.W.T. Memohon segala kesilapan dan dosa dimaafkan oleh Allah S.W.T. Beristighfar perlu ada rasa dan hadir di lubuk hati (sirr). Mulut berbicara, hati mengakuinya dan perbuatan perlu meninggalkan dosa lalu.

#3- Tinggalkan Maksiat
*Dan sesiapa yang melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri (dengan melakukan maksiat) kemudian ia memohon ampun kepada Allah, nescaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” Surah An-Nisa’: 110*
Maksiat adalah racun kepada kehidupan. Sifat maksiat memang manis (bagi jiwa yang dalam kekosongan) tetapi manisnya hanya seketika.

#4- Menuntut Ilmu Agama (FARDHU AIN)
*Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepadanya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhinya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.”Surah Al-Hajj: 54*
Orang berilmu dan orang tidak berilmu bezanya jauh sekali. Orang berilmu boleh membezakan mana yang salah dan mana yang betul mana yang haq dan yang bathil.
Jiwa yang kosong dapat dirawat dengan menuntut ilmu agama. Pelajarilah dari guru yang benar. Amalkan apa yang diketahui dan dipelajari. Insyaallah, Allah permudahkan segala urusan untuk memperbaiki jiwa. Daripada Mu’awiyah bin Abu Sufyan R.A., Nabi S.A.W bersabda ;
*“Siapa yang Allah mahukan kebaikan padanya, nescaya Allah memberikan kefahaman agama kepadanya.” Riwayat al-Bukhari dan Muslim*

#5- Mentadabur al-Quran
*Orang-orang yang Kami berikan Kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutarkan maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Surah Al-Baqarah:121*
Al-Quran adalah panduan kehidupan. Memberi panduan ke arah kebenaran dan menghalang daripada melakukan kejahatan.
Dalam al-Quran pelbagai kisah para Nabi terdahulu, kisah umat yang diazab Allah, peringatan, nasihat dan pelbagai pengisian rohani yang baik untuk jiwa yang kosong.
Membaca sahaja tidak memadai, kita perlu fahami isi yang ingin disampaikan dan amalkan suruhan Allah yang tercatat di dalamnya. Insyaallah, jiwa tidak kosong malah jiwa terasa tenang.

#6- Beristiqamah Dalam Melakukan Kebaikan
Daripada Aisyah R.H.A., Nabi S.A.W bersabda ;
*Wahai manusia lakukanlah amalan mengikut keupayaan kamu. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehinggalah kamu jemu. Amalan yang paling Allah sukai ialah amalan yang berterusan walaupun sedikit.”Riwayat al-Bukhari dan Muslim*
Beristiqamahlah melakukan kebaikan walaupun sedikit. Apa itu istiqamah? Istiqamah itu maknanya dilakukan secara berterusan. Amalan baik walaupun kecil dilakukan berterusan lebih Allah sukai daripada amalan baik yang dilakukan banyak namun tidak konsisten.
Allah tidak memandang kuantiti tetapi kualiti. Setiap kita boleh sahaja memilih amalan apa yang sesuai dan mampu kita lakukan. Contoh, berzikir setiap hari untuk menyucikan hati.

*Dan Ia memperkenankan doa permohonan orang-orang yang beriman serta beramal soleh, dan Ia menambahi mereka dari limpah kurniaNya (selain dari yang mereka pohonkan). Dan (sebaliknya) orang-orang yang kafir, disediakan bagi mereka azab seksa yang seberat-beratnya.”Surah Ash-Shura: 26*
Berdoa kepada Allah agar diberi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dan mintalah kepada Allah dengan bersabar dan penuh kekhusyukan.
Kita sebagai hamba pasti ada masa jatuh dan masa bangunnya. Jadi berdoalah memohon pertolongan kepadaNya. Allah sentiasa menanti doa kita. Hanya kita yang melupakanNya. Pada jiwa yang kosong, rawatlah dengan memohon doa.
Bermunajat dan berdoa dengan setulus hati. Kebahagiaan pasti akan menghampiri. Terasa nikmatnya doa pada Ilahi.


AL-QUR'AN bukan saja sebagai kitab suci umat islam tapi umat manusia di muka bumi ini

AL-QUR'AN bukan saja sebagai kitab suci umat islam tapi umat manusia di muka bumi ini, berupa buku atau benda mati yang berisi petunjuk untuk menjelaskan tentang Al-qur'an yang hidup yang ada pada diri manusia, berbicara tentang manusia, berbicara tentang alam semesta, berbicara tentang Tuhan, karena ini semua kait-terkait dan saling berhubungan.
Jadi Al-qur'an yang hiduplah yang harus kita tanamkan dalam dada bukan al-qur'an yang berupa buku yang kita persoalkan, dalam Al-qur'an ada Al-qur'an artinya Alqur'an tidak bisa di artikan secara harfiahnya saja, ada Al-qur'an yang tersembunyi yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang mendapatkan hidayah.

Kalau saja ilmu Al-qur'an ini tertulis dan bisa dibaca maka semua orang hanya cukup dengan membaca sudah pasti memahami ilmunya, tapi lain teori lain prakteknya karena dalam praktek kita akan mendapatkan teori yang baru, inilah yang dimaksudkan dengan Alqur'an yang hilang tersebut yang harus kita cari, dan tidak terbatas kepada kata-katanya saja.
Al-qur'an telah diartikan sebagai firman tuhan kata-kata tuhan (yang turun melalui Jibril kepada Muhammad) berarti tuhan berbicara. apa yang muncul dipikiran kita ketika mendengar tuhan berbicara?...
ISLAM itu Universal mencakup seluruh kehidupan umat manusia, Islam sudah ada sejak permulaan manusia ada dimuka bumi Karena Islam adalah norma-norma agama yang luhur, tetapi arti islam yang selama ini telah kita berikan sebagai salah satu agama yang muncul pada abad ke 6 masehi dengan perlambangan dan tatacara beridahnya sudah mengkalsifikasikan umat manusia apalagi dengan adanya beberapa dalil yang telah diartikan secara "Extrem" dengan mengkafirkan orang lain diluar ajaran agama Islam.
Apakah adil ketika ada orang yang berahlaq baik lantaran hanya berbeda ajaran menjadi kafir?.. sesungguhnya Islam tidak sesempit yang mereka pikirkan.
Kata ISLAM yaitu, Alif, Syin, Lamalif, Mim artinya Alif melambangkan Anna Allah Hu Ahad = DzatullHaq, Syin = Selamat, Lamalif = Laillaha illallah dan Mim = Muhammadrasullullah
Yang jika dirangkum menjadi = Allah menyelamatkan orang yang menyebut Laillahaillallah Muhammadarrasullullah.
(Laillahaillallah = Diri batin, Muhammadrasullullah=Diri Lahir)

Kalimat ini jika kita jabarkan lagi maka menjadi"Allah menyelamat orang yang menjaga dirinya secara lahir dan batin" maksud akhirnya ditujukan bagi semua umat manusia untuk memelihara diri lahir dan batinnya.
Salam Rahayu...

MAKRIFATUN NAFS

MAKRIFATUN NAFS
Memahami ilmu Ma'rifatullah kita harus memulainya dari ma'rifatun nafs terlebih dahulu barulah naik ketingkat pemahaman ma'rifatullah, terkadang ada diantara kita ingin belajar ma'rifatullah tanpa memulai pemahaman terlebih dahulu tentang hakikat diri (ma'rifatun nafs) akhirnya dia tidak akan menemukan apa-apa kecuali kebingungan dan kerancuan dalam pikiran, mustahil ada seseorang bisa memahami ma'rifatullah sebelum memahami dirinya dalam tingkat Ma'rifatunnafs terlebih dahulu.

Firman Allah : "Ya muhammad kenalilah diri kamu sebelum engkau mengenali Aku dengan sebenar-benar mengenal diri. ya muhammad Aku jadikan baharu alam ini karena engkau dan Aku jadikan engkau karena Aku maka engkau inilah sebenar-benar Rahasia Aku"
Ma'rifatunnafs dan Ma'rifatullah dimulai dengan memahami sifat 20 yang ada pada haq Allah dan yang ada pada diri.
Sifat dua puluh bagi Allah :
-Sifat Nafsiah > Wujud
-Sifat Salbiah > Qidam, Baqa’, Mukhalafatulilhawadis, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniah.

-Sifat Ma’aniy: Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.
-Sifat Ma’nawiyah: Qodirun, Muridun, Alimun, Hayun, Sami’un, Bashirun, Mutakalimun.
*Ahdat itu ALLAH
(Dzat yang rahman dan rahim)
*Wahdat itu MUHAMMAD
(ruh idhafi)
*Wahidiat itu ADAM (jasad),

~Hakekat Allah hidup tiada mati Hakekat Muhammad Haq diri Allah Hakekat Adam tiada diriku Allah yang ada.
~Sifat dua puluh yang ada pada diri kita :
-Wujud = Tubuh kita,
-Qidam = Daging kita,
-Baqa’ =Tulang kita,
-Mukhalafatu lilhawadis = Urat kita,
-Qiyamuhu Binafsihi = Dzat dan Sifat kita,
-Wahdaniah = Hati kita,
-Qudrat = Kaki kita,
-Iradat = Sumsum kita,
-Ilmu = Pengetahuan kita,
-Hayat = Hidup kita,
-Sama’ = Telinga kita,
-Bashar = Mata kita,
-Kalam = Lidah kita,
-Qodirun = Sulbi kita,
-Muridun = Otak kita,
-Alimun = Jantung kita,
-Hayyun = Darah kita yang hidup,
-Sami’un = Empedu kita,
-Bashirun = Limpa kita,
-Mutakallimun = Lidah kita.

~Sifat dua puluh menjadi Diri sebenarnya diri :
1) Wujud » jasad insan SifatKU menjadi tanggungan didalam dunia.
2) Qidam » Ruh Jasmani kulitKU meliputi sekalian alam.
3) Baqa' » Ruh Ruhani dagingKU tanggungan rahsia didalam diri.
4) Mukhallafatuhu Lil Hawadith } Ruh Nabati darahKU meliputi alam diri.
5) Binafsihi » Ruh Insani nafasKU jadi ucapan didalam diri.
6) Wahdaniat » Ruh Rabbani hatiKU jadi ilmu didalam diri.
7) Qudrat » Ruh Qudus urat putihKU yang tidak berdarah berjalan disetiap diri.
8) Iradat » Ruh Kahfi tulangKU asal jadi kekuatan alam sendiri.
9) Ilmu » Ruh Idhafi asal mula jadi nyata didalam cermin Haq diri.
10) Hayat » Ruh Nurani uratKU yg meliputi tubuh aku yang hidup sendiri.
11) Sama' » besi Kursani pendengaranku asal semula jadi sekalian alam diri.
12) Bashar » pancaran Manikam kalam AKU berkata-kata dengan sendiri.
13) Kalam » Ruh mutu Manikam menzahirkan perkataan diri di alam dunia.
14) Qadirun » Wujud Manikam tali RuhKU Kunhi Dzat dengan sifatKU.
15) Muridun » Ilmu Allah badanku asal mula jadi Kalimah didalam diri.
16) Alimun » Derajat Àllah kebesaranKU asal mula jadi duduk didalam otak yang putih.
17) Hayyun » suci kalimah AKU asal mula jadi alam diriku.
18) Samiun » Dzat Sifat Wahdah didalam kalimah iman diriku.
19) Bashirun » Rahsia nyawa dengan badan Wahidah bersama Dzat dan badan tidak bercerai dunia akhirat.
20) Mutakkalimun » Ghaib didalam ka'bah Arasy yang putih didalam kalimah Ma'rifatullah.

Jadi yang dikatakan "Rahasia Muhammad" itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “QALA” yaitu ;
Wujud, Qidam, Baqa', Mukhallafatuhu Lil Hawadith, Qiyamuhu Ta'ala Binafsihi.

Dan yang dikatakan "Nyawa Muhammad" itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Enam Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “ILAHA“ yaitu ;
Sama', Bashar, Qalam, Sami'un, Bashirun, Mutakallimun.

Dan yang dikatakan "Hati Muhammad" itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Empat Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “ILLA“ yaitu ;
Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat.

Dan terakhir yang dikatakan "Tubuh Muhammad" itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “ALLAH“ yaitu ;
Qadirun, Muridun, Alimun, Raji'un Wahdaniat.

Salam Rahayu🙏